Senin, 09 Februari 2015

Reading Morning

Undangannya dibikin oleh anak-anak sendiri
 
Beberapa hari yang lalu, sekolah Ara mengundang para orang tua untuk hadir di kegiatan "Reading Morning". Baru sekali ini saya menerima undangan seperti itu. Saya sangat penasaran sekali kira-kira seperti apa kegiatannya. Kegiatan ini akan berlangsung selama 1 jam, yaitu mulai jam 9.15 hingga 10.15 waktu setempat.
 
Pagi itu setelah mengantar Ara masuk ke dalam kelas, yaitu jam 8.45 saya segera menuju ke office. Tempat itu telah dipenuhi para orang tua yang juga akan menghadiri "Reading Morning". Para orang tua memang tidak diperbolehkan masuk melalui pintu yang sama dengan murid-murid, melainkan harus melalui office, itupun masuknya harus menunggu salah seorang guru yang membukakan pintu menggunakan kartu barcode.
 
Setelah kurang lebih 30 menit para wali murid itu menunggu, akhirnya kamipun dipersilahkan masuk. Ada 2 guru yang kemudian menunjukkan jalan kepada kami menuju ke kelas. Maklum ruangannya berupa lorong-lorong, anak saya menyebutnya dengan istilah koridor, kadang bikin "tersesat" salah masuk ruangan karena pintu-pintu ruangan yang satu dengan yang lain mirip-mirip. Setelah sampai di kelas, kami pun dipersilahkan duduk berdekatan dengan anak kami masing-masing.
 
Anak-anak sudah duduk rapi di meja dengan sebuah buku cerita di tangannya masing-masing. Tak lama kemudian, bu guru meminta para orang tua untuk memeriksa dan melihat-lihat buku yang sedang dibaca anak-anak. Dari buku cerita itulah kita bisa mengetahui kira-kira di level mana kemampuan reading anak kita. Setelah itu, guru meminta anak-anak mengumpulkan buku yang tadi telah ditunjukkan pada orang tua masing-masing. Kemudian guru kembali membagikan sebuah buku cerita yang lebih tebal kepada masing-masing anak. Sebuah buku dari karangan penulis terkenal di Inggris, yaitu Road Dahl yang berjudul "Charlie and the Chocolate Factory".
 
Guru kemudian menjelaskan sedikit tentang apa yang telah anak-anak lakukan dengan buku cerita tersebut. Setelah selesai memberi penjelasan, guru kemudian memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan apa yang yang telah mereka baca di hari sebelumnya. Rupanya, anak-anak telah membaca chapter 1 dan 2 dari buku tersebut. Pertanyan-pertanyaan antara lain tentang siapa saja tokoh dalam cerita, apa yang terjadi dengan tokoh utama, mengapa hal ini dan itu bisa terjadi, bagaimana karakter tokoh utama dan sebagainya yang intinya adalah mengajak anak-anak kembali mengingat-ingat apa yang telah dibaca dan mengukur sejauh mana pemahaman mereka. Mereka juga diajak mengamati karakter tokoh melalui ilustrasi atau gambar pada buku tersebut. Dan ini bisa panjang sekali ceritanya, karena detail-detail gambar itu juga dapat menceritakan banyak hal.
 
Pertanyaannya tidak berhenti di situ, ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya memprediksi apa yang akan terjadi. Misalnya saja, kira-kira apa yang akan terjadi pada tokoh utama, dan alasan-alasannya, apa yang mereka akan alami, bagaimana perasaan tokoh utama jika hal ini dan hal itu terjadi, dan lain sebagainya. Melalui pertanyaan ini, anak-anak diajak untuk memprediksi suatu kejadian berdasarkan data yang telah mereka miliki dari cerita pada chapter sebelumnya. Istilahnya membangun teori berdasarkan fakta yang telah anak-anak miliki. Saya suka melihat anak-anak yang semangat mengacungkan jari telunjuk mereka, terkadang jawaban mereka benar, dan tidak sedikit pula yang keliru, namun guru tetap menghargai upaya mereka. Guru juga menilai jawaban mereka yang salah tanpa "merendahkan" jawaban yang telah mereka berikan. Dengan demikian anak-anak tetap berani mengungkapkan pikiran-pikiran mereka tanpa takut akan di judge.
 
Reading Morning sangat seru sekali pagi itu. Tidak terasa sudah jam 10.15, para orang tua pun harus segera meninggalkan kelas. Banyak sekali pelajaran yang saya ambil dari kegiatan pagi itu, antara lain.
  1. Meningkatkan reading skill itu tidak melulu menggunakan bahan bacaan yang membosankan, melainkan menggunakan cerita popular yang juga disukai anak-anak.
  2. Membaca ternyata bisa digunakan sebagai alat untuk meningkatkan skill anak-anak dalam melihat sebuah kejadian, situasi, dan membangun sebuah teori untuk memprediksi apa yang akan terjadi.
  3. Pilihan buku yang menarik membuat aktifitas membaca menjadi menyenangkan dan tidak membosankan, moral story yang hendak disampaikan pun akhirnya mudah dicerna bagi anak-anak.
  4. Membaca tidak hanya sekedar membaca saja dan beres hingga halaman terakhir, melainkan bisa diselingi dengan diskusi, dan mengamati gambar ilustrasi dalam gambar yang membantu pengembangan imajinasi anak-anak.

Wow...seru sekali bukan kegiatan membaca hari itu. Saya pun akhir-akhir ini semangat membaca buku bersama Ara, saya ingin menerapkannya di rumah. Tidak perlu menggunakan buku cerita yang tebal, cukup buku cerita yang tipis namun dikupas sampai tuntas.
 
 
#Ayat hari ini;
Surat Al-Baqarah (Sapi Betina) ayat 41-45:
 
41.  Dan berimanlah kamu kepada apa (Al-Quran) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan bertakwalah hanya kepada-Ku.
 
42. Dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.
 
43. Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.
 
44. Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?
 
45. Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar